Konkret
Budaya secara harfiah berasal dari
Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah,
memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya
atau kebudayaan berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut
istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia
tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya
merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang memiliki
anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal.
Kata Kunci : budaya, kebudayaan, budi dan akal manusia, rasa, karya, karsa dan cipta, sifat.
Pendahuluan
Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa kebudayaan itu dipelajari.
Beberapa alasan mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai
budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan
alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat
memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku
yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Sedangkan Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Sedangkan Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana dan Selo Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-unsur kebudayaan
Pembahasan
Kondisi Indonesia masa kini
Menurut saya kondisi kehidupan masyarakat Indonesia zaman sekarang
telah banyak mengalami perubahan terutama dalam perilaku sosialnya. Hal ini
salah satunya disebabkan karena modernisasi.
Selain itu penyebab lainnya yaitu
masuknya budaya asing ke Indonesia. Masuknya budaya asing ke indonesia
disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni
indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai
bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang
sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya
asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu
suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh
kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam
kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak
melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya
ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi
landasannya atau yang biasa disebut ketimpanganbudaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.
Dampak
positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut.
· Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya
modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat
yang rasional dan irasional
· Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian
berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
· Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian
berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
Dampak
negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut.
· Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan
teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan
masing - masing.
· Sikap Individualistik
Masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai
makhluk sosial.
· Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak
semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang
mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
· Kesenjangan Sosial
Apabila
dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat
terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap
individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini
dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang
bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
· Kriminalitas
Kriminalitas
sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap
yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang
konsumtif.
· Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan
generasi muda (sekelompok remaja). Misalnya tawuran, perusakan barang milik
masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta
obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor eksternal dan internal.
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi itu sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi itu sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2.
Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya,
berasal dari lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga,
pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorangyang hidup dalam
keluarga yang tidak harmonis cenderung akan memepnyai perilaku yang kurang baik
dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat.Misalnya
seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri
pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.
· Kerusakan
Lingkungan Hidup
Pencemaran yang
terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut:
• Polusi udara, menyebabkan sesak nafas,mata pedih, dan pandangan mata kabur.
• Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
• Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat isi.
• Polusi udara, menyebabkan sesak nafas,mata pedih, dan pandangan mata kabur.
• Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
• Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat isi.
Pengaruh global terhadap eksistensi jati diri bangsa
Adanya unsur budaya asing yang tidak
sosuai dengan kepribadian bangsa indonesia sangat menghawatirkan karena dapat
menyebabkan terjadinya goncangan budaya. Namun, di sisi lain masuknya unsur
budaya asing dengan indonesia juga sangat bermanfaat bagi kehidupanbangsaindonesia.
Menurut Bierens de Haan, dalam masyarakat terdapat dua unsur berlawanan, yaitu statika dan dinamika. Unsur statika merupakan unsur-unsur dalam masyatakat yang cenderung memepertahankan suatu keadaan untuk tetap (tidak berubah), seperti adanya vested interest atau golongan orang yang menghendaki status quo. Sebaliknya, unsur dinamika merupakan unsur yang menghendaki adanya perubahan, misalnya perubahan linkungan alam, nilai-nilai sosial, dan perubahan struktur sosial. Adanya unsur statika dan dinamika inilah sesinambungan masyarakat tetap tejadi meskipun terjadi perubahan-perubahan di dalam masyarakat.
Menurut Bierens de Haan, dalam masyarakat terdapat dua unsur berlawanan, yaitu statika dan dinamika. Unsur statika merupakan unsur-unsur dalam masyatakat yang cenderung memepertahankan suatu keadaan untuk tetap (tidak berubah), seperti adanya vested interest atau golongan orang yang menghendaki status quo. Sebaliknya, unsur dinamika merupakan unsur yang menghendaki adanya perubahan, misalnya perubahan linkungan alam, nilai-nilai sosial, dan perubahan struktur sosial. Adanya unsur statika dan dinamika inilah sesinambungan masyarakat tetap tejadi meskipun terjadi perubahan-perubahan di dalam masyarakat.
Untuk melestarikan kesinambungan kehidupan masyarakat agar tetap
eksis tentu saja kita harus menjunjung tinggi jati diri bangsa. Untuk itu, kita
pun harus mampu mempertahankan diri dari derasnya arus globalisasi. Unsur-unsur
budaya asing yang sesuai kepribadian bangsa dapat kita ambil, sedangkan yang
tidak sesuai kita tinggalkan. Dengan demikian, keberadaan bangsa kita akan
terus ada meskipun begitu derasnya pengaruh dari luar. Selain itu, bangsa kita
pun akan mampu mengikuti perkembangan yang ada dengan tetap menjaga dan
melestarikan budaya bangsa sendiri. Budaya bangsa kita yang harus dipertahankan
misalnya budaya gotong royong, peduli terhadap lingkungan, dan adanya kerja
sama yang baik.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak mampu menghadapi tantangan global? Apabila kita tidak mampu menghadapinya, kita akan terisolasi dari bangsa lain. Keberadaan bangsa kita pun tidak diketahui di mata dunia apalagi jika kita tidak mampu menstarakan diri dari bangsa lain.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak mampu menghadapi tantangan global? Apabila kita tidak mampu menghadapinya, kita akan terisolasi dari bangsa lain. Keberadaan bangsa kita pun tidak diketahui di mata dunia apalagi jika kita tidak mampu menstarakan diri dari bangsa lain.
Sekuralisasi
Kita berbicara tentang sekularisme jika
kita memusatkan perhatian kita pada efek negatif sekularisasi. Sekularisasi
dapat mendorong pada ekstrem atau ekses, yakni suatu sikap berlebih-lebihan
untuk menyingkirkan segala alasan, motif atau dimensi religius sebagai omong
kosong. Pandangan-pandangan seperti ateisme, materialisme dan saintisme
merupakan berbagai aspek dalam sekularisme. Sekularisme dalam arti ini bukanlah
sebuah proses sosial-epistemologis, melainkan sebuah ideologi dengan kesempitan
berpikir yang tidak dapat mentoleransi eksistensi agama di dalam masyarakat
majemuk. Jika agama menghasilkan fundamentalisme religius, proses sekularisasi
juga dapat menghasilkan suatu fundamentalisme tertentu, yakni fundamentalisme
profane. Itulah sekularisme.
Jadi, di sini kita dapat mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses yang wajar di dalam modernisasi, karena pemisahan antara agama dan Negara memang diperlukan untuk memungkinkan kebebasan dan keadilan dalam masyarakat majemuk, namun sekularisme harus diwaspadai. Untuk masyarakat kita yang cenderung religius, sekularisme bukanlah ancaman real; fundamentalisme agamalah yang merupakan ancaman real bagi kemajemukan. Yang sebaliknya juga harus dikatakan: Sekularisme bukanlah solusi untuk masalah kemajemukan, sebab sekularisme adalah bentuk intoleransi terhadap agama manaupun yang merupakan anggota masyarakat majemuk. Yang dibutuhkan masyarakat kita adalah tingkat sekularisasi tertentu (baik secara structural maupun kultural) agar dapat bersikap “fair” terhadap kemajemukan orientasi nilai di dalam masyarakat kita. Kebijakan-kebijakan politis yang berorientasi agama tertentu, misalnya, tidak dapat begitu saja dijadikan norma publik untuk mengatur keseluruhan masyarakat, karena akan bersikap tidak fair terhadap kelompok-kelompok lain bahkan dalam agama yang sama.
Jadi, di sini kita dapat mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses yang wajar di dalam modernisasi, karena pemisahan antara agama dan Negara memang diperlukan untuk memungkinkan kebebasan dan keadilan dalam masyarakat majemuk, namun sekularisme harus diwaspadai. Untuk masyarakat kita yang cenderung religius, sekularisme bukanlah ancaman real; fundamentalisme agamalah yang merupakan ancaman real bagi kemajemukan. Yang sebaliknya juga harus dikatakan: Sekularisme bukanlah solusi untuk masalah kemajemukan, sebab sekularisme adalah bentuk intoleransi terhadap agama manaupun yang merupakan anggota masyarakat majemuk. Yang dibutuhkan masyarakat kita adalah tingkat sekularisasi tertentu (baik secara structural maupun kultural) agar dapat bersikap “fair” terhadap kemajemukan orientasi nilai di dalam masyarakat kita. Kebijakan-kebijakan politis yang berorientasi agama tertentu, misalnya, tidak dapat begitu saja dijadikan norma publik untuk mengatur keseluruhan masyarakat, karena akan bersikap tidak fair terhadap kelompok-kelompok lain bahkan dalam agama yang sama.
Jadi, kesimpulannya bahwa di zaman
sekarang ini masyarakat Indonesia cenderung terlalu mengikuti perkembangan
zaman yang pesat tanpa kita sadari bahwa kita telah melupakan kebudayaan negara
kita sebagai bangsa yang berbudaya timur. selain itu juga masyarakat di negara
kita banyak yang mengaku beragama tetapi pada kenyataannya justru perilakunya
menyimpang dari nilai-nilai agama. pada sebagian masyarakat yang menganggap dirinya
modern mereka beranggapan bahwa kehidupan duniawi yang lebih penting tanpa
mementingkan agama, tapi pada masyarat yang awam kadang mereka tidak
menghiraukankeadaan sekitarnya. Pengaruh Globalisasi
dan Modernisasi pada Pergeseran Nilai Budaya
Posted on
Pengaruh
Globalisasi dan Modernisasi pada Pergeseran Nilai Budaya
Orientasi dan strategi kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak jelas
telah melahirkan kegamangan dan kebingungan ditengah gelombang perubahan yang
berlangsung begitu cepat dan rumit.
Telah muncul kerisauan dikalangan pemikir sosial budaya dan kalagan
intelektual atas arah perkembangan budaya Indonesia yang terkesan tidak jelas.
Kerisauan itu mengemukan dalam seminar “meletakkan posisi kebudayaan
dalam proses menjadi Indonesia” awal bulan juni lalu di Jakarta yang
diselenggarakan lingkar budaya dengan harian kompas. Kekuatan budaya sebagai
daya ikat berbangsa dan bernegara cenderung kedodoran. Daya tahan
kebudayaanpunrapuh di tengah olengan dan terjangan globalisasi. Kekuatan budaya
sebagai daya ikat berbangsa dan bernegara cenderung kedodoran. Daya tahan
kebudayaanpunrapuh di tengah olengan dan terjangan globalisasi.
Kekuatan budaya sebagai daya ikat berbangsa dan bernegara cenderung
kedodoran. Daya tahan kebudayaanpunrapuh di tengah olengan dan terjangan
globalisasi.
Bahkan muncul kecemasan tentang kemungkinan bangsa Indonesia tercerabut
dari akar budayanya sendiri dan terombang-ambing oleh pengaruh budaya dari luar.
Tidak adanya pijakan dan pegangan kuat pada kebudayaan membuat bangsa Indonesia
menjadi gamang dan limbung kehilangan arah. Identitas Indonesia secara
kultural menjadi kabur ditengah benturan
kebudayaan global. Budaya Indonesia sedang mengalami disorientasi.
Padahal dalm menghadapi goncangan perubahan yang begitu cepat dan
hebat, upaya memperkuat identitas budaya sebagai jati diri bangsa seharusnya
diperkuat. Agar tidak larut dan terbawa arus, sangat diperlukan upaya terpadu
untuk membangun pijakan budaya yang kuat. Sesungguhnya para bapak pendiri
Republik, seperti Bung Karno, sejak awal sangat meneknkan kekuatan budaya
bangsa sebagai unsur tangguh dalam pembangunan bangsa dan karakter, nation and
character building.
Tuntutan penguatan budaya itu bahkan kini semakin relevan ditengah
olengan globalisasi. Identitas budaya Indonesia perlu diperkuat agar tidak
kehilangan jati diri ditengah proses perubahan yang berjalan begitu cepat.
Tanpa penguatan kebudayaan, bangsa Indonesia akan kehilangan kekuatan
mempertahankan jati dirinya dalam menghadapi penetrasi budaya global yang
begitu ganas.
Hanya dalam kenyataannya, upaya macam itu justru melemah, yang lebih
merefleksikan kedangkalan visi generasi sekarang. Tidak ada lagi pemimpin yang berbicara lantang dan terus menerus tentang pentingnya pengembangan budaya. Juga tidak muncul pemikiran kebudayaan yang produktif, seperti generasi 1930an sampai generasi 1945.
merefleksikan kedangkalan visi generasi sekarang. Tidak ada lagi pemimpin yang berbicara lantang dan terus menerus tentang pentingnya pengembangan budaya. Juga tidak muncul pemikiran kebudayaan yang produktif, seperti generasi 1930an sampai generasi 1945.
Lebih memprihatinkan lagi, setelah era reformasi, pengembangan
kebudayaan sebagai salah satu unsur penting dalam kehidupan berbangsa justru
disepelekan. Reformasi tidak dijadikan sebagai momentum untuk kebangkitan
kebudayaan. Tidak terjadi renaisans.
Sebaliknya, urusan kebudayaan cenderung diredusir. Masalah kebudayaan,
misalnya, tidak lagi dimasukkan dalam kementrian pariwisata. Kebijakan ini sama
sekali tidak mendorong penguatan pengembangan kebudayaan.
Muncul pula ancaman lain karena sebagian warga masyarakat Indonesia
lebih tertarik dan justru ngotot mengadopsi budaya dari luar. Sistem nilai
budaya dari luar bahkan dipakai sebagai ukuran untuk menggeser budaya Indonesia
yang merupakan warisan leluhur bangsa.
Pada sisi lain, upaya menggali
dan menemukan kembali budaya Indonesia sebagai warisan ribuan tahun dari para
leluhur tidak begitu mencolok. Proses kepunahan sejumlah perangkat budaya
seperti dibiarkan saja.
Banyak kesenian dan bahasa Nusantara sebagai ekspresi kebudayaan
terncam mati. Sejumlah warisan budaya Indonesia yang sangat kaya raya dan penuh
variasi dengan sistem nilai yang tinggi, mulai tendesak.
Wacana tentang pengembangan budaya juga surut. Tidak muncul polemik
kebudayaan seperti tahun 1930an atau perjuangan mendirikan perikatan Progran
Radio Ketimuran (PPRK) pada zaman penjajahan, yang mendorong pengembangan
budaya bangsa Indonesia.
Belakangan ini, polemik dan silang pendapat memang muncul, tetapi menyangkut budaya dari
negara atau kawasan lain, bukan kebudayaan Indonesia sebagai warisan leluhur.
Sebaliknya, polemik atau silang pendapat dalam proses pemantapan
pijakan budaya bangsa Indonesia sendiri praktis tidak kedengaran, atau hanya
sayup-sayup. Mulai muncul kekhawatiran tentang kemungkinan Indonesia tercabut.
Ekspresinya, antara lain, dalam bidang penggunaan bahasa asing yang
tidak proporsional. Bahasa asing kini digunakan untuk nama-nama perumahan atau
program di radio dan televisi, yang menjuruskan budaya Indonesia bersifat
gado-gado (mezstizo culture) yang tidak karuan.
Pembelaan terhadap penggunaan bahasa Indonesia sebagai salah satu
kekuatan budaya bangsa tidak begitu mencolok.
Tentu saja, budaya itu sendiri tidaklah statis, tapi dinamis dan
terbuka untuk perubahan sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman. Nilai-nilai
yang baik dari luar dapat saja dan perlu diadopsi sesuai dengan sistem nilai
budaya bangsa Indonesia, yang sudah teruji melalui perjalanan waktu panjang dan
turun menurun.
Identitas dan karakter bangsa Indonesia yang unik justru ditemukan
dalam budayanya. Tanpa upaya mempertahankan nilai budaya sebagai jati diri
bangsa, godaan mengadopsi budaya luar menjadi meningkat. Taruhannya tidaklah
kecil karena budaya bangsa Indonesia sebagai jati diri akhirnya hanya bersifat
tiruan, imitasi, dan semu.
Bahaya
modernisasi pada kebudayaan lokal
Indonesia adalah
negara majemuk yang paling besar di dunia. Negara kita memiliki lebih 17.000
pulau dari Sabang sampai Marauke yang memliki budaya yang berbeda-beda.
Perjuangan
kemerdekaan juga pertama kali dilakukan dengan sendiri-sendiri untuk mempertahankan
kearifan lokal dan menolak sistem tanam paksa yang dilakukan oleh kolonialisme
Belanda. Para penjajah ternyata memberikan pengaruh juga terhadap budaya
Indonesia.
Perkembangan
Indonesia mulai dari zaman kemerdekaan sampai saat ini ternyata belum bisa
lepas dari pengaruh asing yang sangat mendominasi khususnya pengaruh budaya
Barat. Pada masyarakat kota khususnya sudah mulai mengadopsi kehidupan Barat
yang sangat bersifat pragmatis dan kapitalis. Dasar dari pemikiran ini adalah
materi, dimana semua ditinjau berdasarkan pertukaran uang dan bagaimana cara
yang gampang untuk mendapatkan uang.
Hal ini membuat
ruang hidup manusia menjadi terkotak-kotak dan terjadi robotisasi pada manusia.
Ruang hidup masyarakat kota tidak akan luas lagi karena waktunya banyak habis
dikantor tempat dia bekerja dan tidak banyak lagi waktu untuk kumpul-kumpul
bersama keluarganya. Biasanya dalam acara kumpul keluarga ini sering
dimanfaatkan untuk saling berbagi pengalaman satu sama lain dan untuk
mengontrol anggota keluarganya.
Masyarakat kota
juga sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk beristirahat, dan bangun pagi
untuk bekerja lagi. Kegiatan inilah yang berulang-ulang pada masyarakat.
Teknologi yang modern juga membuat manusia seolah-olah mampu untuk hidup
sendiri dan tidak membutuhkan manusia lagi. Kekosongan acara kumpul-kumpul
telah digantikan dengan menonton tv atau yang lagi sangat semarak adalah
bermain di dunia maya terutama face book.
Manusia sibuk
dengan aktivitasnya sendiri tanpa disadari budaya kita yang suka beramah-tamah
dengan orang lain sudah mulai musnah dari diri kita. Budaya gotong royong juga
sudah mulai pudar, yang disebabkan masyarakat Indonesia sudah individualistik,
yaitu setiap orang tidak lagi memikirkan orang yang ada disekitarnya, tetapi
hanya memikirkan dirinya sendiri. Padahal zaman dulu bila ada orang yang
kesusahan maka masyarakat akan bersama-sama menyelesaikannya sehingga beban
dari masalah tersebut terasa ringan.
Di kalangan
pemuda budaya konser ala Barat juga sudah merebak hampir diseluruh wilayah
Tanah Air. Lagu-lagu cinta yang bernuansakan Barat lebih mendominasi
dibandingkan lagu-lagu daerah. Lagu-lagu band modern ini juga tidak hanya di
dominasi oleh band Indonesia, tetapi lagu dari luar negri seperti Amerika dan
Inggris ikut mengalahkan lagu daerah. Para kaum muda biasanya lebih tertarik
dengan acara-acara yang benuansakan bangsa Eropa dibandingkan dengan acara yang
lebih bersifat kedaerahan yang tentunya pasti lebih berguna
Model baju yang
digunakan oleh artis Barat ataupun band Barat ini tidak jarang ditiru oleh
artis lokal dan anak-anak muda sekarang. Kata ketinggalan zaman membuat anak
muda takut dan enggan untuk melestarikan budayanya sendiri. Salah pengertian
anak-anak remaja tentang anggapan bahwa budaya Baratlah yang harus digunakan
karena modern dan sesuai dengan perkembangan zaman sedangkan budaya yang
bersifat tradisional sudah ketinggalan zaman membuat budaya tradisional kurang
mendapat perhatian dikalangan pemuda.
Ada dua hal yang
harus dibenahi dalam menumbuh kembangkan kebudayaan Indonesia. Pertama adalah
Ketidak pedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya karena
kesibukan-kesibukannya dikantor membuat anak berkembang sesuai dengan
kehendaknya walau itu tidak sesuai dengan kebiasaan dan norma masyarakat
Indonesia itu sendiri.
Orangtua harus
mengontrol anak terutama anak yang sedang tumbuh dewasa karena pertemuan yang
intens terletak pada anak dan orangtua. Anak harus di didik sesuai tata
kehidupan yang berlaku dan norma yang ada di masyarakat sehingga menjadi
manusia yang berkepribadian dalam budaya. Yang kedua adalah kita tidak mungkin
menolak budaya Barat yang sudah melekat berabad-abad sejak zaman kolonialisme.
Tetapi kita
harus mengambil sikap untuk mempertahankan, mencintai dan melestarikan budaya
kita sendiri yang dimulai dari sejak dini agar budaya kita tidak musnah ditelan
arus zaman yang terus bergerak dinamis. Dalam hal ini pemerintah terkhususnya
pemerintah daerah yang berperan aktif dalam menyaring budaya asing yang masuk
kesatu daerah, apakah budaya tersebut sesuai dengan norma yang ada atau tidak.
Pemerintah harus
mampu memadukan kebudayaan daerah dengan kebudayaan asing sehingga terjadi
perpaduan budaya yang harmonis dan tidak mengganggu kebudayaan daerah. Dalam
hal ini yang sangat penting adalah penguasaan media karena media sangat
mempengaruhi pola pikir perkembangan anak terkhusus pada konteks ini adalah
anak yang sedang tumbuh dewasa. Pemerintah juga harus mampu merangsang
anak-anak remaja untuk tertarik dengan budayanya, misalnya dengan mengadakan pentas
seni budaya dan bisa melalui pendidikan dengan penambahan mata pelajaran muatan
lokal yang membahas tentang budaya-budaya Indonesia. Mari kita lestarikan
budaya kita sekarang sebelum terlambat.
Caesars Casino Hotel New Orleans, LA - Mapyro
BalasHapusExplore real-time driving 안산 출장안마 directions to Caesars 경산 출장샵 Casino Hotel New Orleans, LA in New Orleans. 안동 출장샵 Located 대구광역 출장마사지 in the heart 계룡 출장마사지 of New Orleans, this hotel and casino is close to Canal