PEMBAHASAN
Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang mengalami
masa transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang
bersifat industri. Ikatan keluarga dalam masyarakat tradisional adalah atas
dasar faktor kasih sayang dan faktor ekonomis, yang berarti bahwa keluarga
merupakan unit yang memproduksi sendiri kebutuhan primernya. Dengan dimulainya
industrialisasi pada masyarakat tersebut maka peranan keluarga dalam masyarakat
pun akan mengalami perubahan, termasuk pola pendidikan anak. Salah satu
permasalahan sosial yang sering muncul akhir-akhir ini adalah kenakalan remaja.
Di Indonesia kasus kenakalan remaja
semakin meningkat mengingat dengan adanya pengaruh modernisasi dan westernisasi
yang mulai merambah di negara ini. Kehidupan masyarakat Barat telah
mempengaruhi gaya hidup remaja dalam masyarakat modern. Oleh karena itu, orang
tua memiliki peran yang penting dalam mengawasi anak-anaknya dalam bergaul dan
menuntun dalam menjalani hidup. Keluarga merupakan unit terkecil yang ada
dalam masyarakat yang memiliki peranan sangat besar karena keluarga memiliki
fungsi yang sangat penting yaitu terutama dalam fungsi sosialisasi. Fungsi
sosialisasi tersebut bertjuan untuk mendidik individu-individu agar mematuhi
kaidah dan nilai sosial yang ada dan berlaku di masyarakat.proses sosialisani
kaidah dan nilai sosial tersebut pertama kali didapatkan dalam keluarga,
sehingga apabila terdapat perilaku yang benar maupun perilaku yang menyimpang
juga dipelajari dalam keluarga tersebut.
Keluarga merupakan unit terkecil yang ada dalam
masyarakat yang memiliki peranan sangat besar karena keluarga memiliki fungsi
yang sangat penting yaitu terutama dalam fungsi sosialisasi. Fungsi sosialisasi
tersebut bertjuan untuk mendidik individu-individu agar mematuhi kaidah dan
nilai sosial yang ada dan berlaku di masyarakat.proses sosialisani kaidah dan
nilai sosial tersebut pertama kali didapatkan dalam keluarga, sehingga apabila
terdapat perilaku yang benar maupun perilaku yang menyimpang juga dipelajari
dalam keluarga tersebut. Keluarga memiliki peranan penting dalam hal pendidikan
bagi anak yang akan menjadi pedoman di setiap proses belajarnya. Keluarga
merupakan salah satu agen sosialisasi terkecil di masyarakat. Selain proses
sosialisasi, didalam keluarga juga berlangsung suatu proses pembentukan
kepribadian dan proses pengasuhan. Latar belakang pada keluarga itu sendiri
akan mempengaruhi proses yang terjadi di dalamnya, misalnya: pendidikan orang
tua dan tingkat ekonomi yang akan mempengaruhi pemahaman orang tua akan
pentingnya pendidikan bagi anaknya sehingga mereka akan memberikan pendidikan
yang terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua yang sadar dengan pendidikan tersebut
akan mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar
pola pergaulan hidup yang baik dan benar di masyarakat kelak melalui penanaman
disiplin, kebebasan dan penyerasian terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku
di masyarakat.
Dalam keluarga tersebut terjadi proses sosialisasi
yang akan menjadi pedoman bagi anak untuk dapat bermasyarakat dengan baik.
Apabila proses sosialisasi itu berlangsung dengan baik, maka seorang anak akan
tumbuh dengan perilaku yang baik pula di masyarakat, sedangkan sebaliknya maka
tidak jarang anak akan berperilaku buruk. Sosialisasai yang tidak sempurna
tersebut juga menjadi salah satu faktor penyebab kenakalan remaja.
Peran komunikasi dalam keluarga sangatlah penting
sebagai wahana untuk mentransfer nilai-nilai dan sebagai agen transformasi
kebudayaan.komunikasi tersebut dapat terjadi secara vertikal dan horizontal.
Kedua model interaksi ini berjalan secara bergantian, bisa dari orang tua ke
anak atau anak ke orang tua, dari anak ke anak serta interaksi dengan
lingkungan yang lebih luas. Komunikasi menyebabkan berbagai konsekuensi
hubungan sosial masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling
berhubungan, sehingga terjadi interaksi di masyarakat.
Orang tua mengemban tugas dan tanggung jawab dalam
proses pembentukan kepribadian anak. Proses pembentukan kepribadian anak dapat
terjadi dengan menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan untuk
bersukap komunikatif yang baik, kurangnya komunikasi, keintiman, keakraban,
keterbukaan dan perhatian dalam keluarga akan mengganggu dalam proses
pembentukan perilaku anak, terutama setelah anak mencapai usia remaja.
Hadirnya orang tua akan tetap dirasakan utuh oleh
anak sehingga memungkinkan adanya kebersamaan serta dapat membantu membentuk
kepribadian anak terutama membentuk sifat dan sikap yang baik dalam diri anak.
Ketika perhatian orang tua dan pola komunikasi
terhadap anAak kurang baik, orang tua sibuk dengan pekerjaan, jarang
bercengkrama dengan anak-anak di rumah tentu bagi anak akan merasa kesepian,
menjadi pendiam, bingung, cemas, gelisah dan sulit dalam proses pembentukan
perilaku anak. Akibatnya sikap perilaku anak lebih cenderung anarkis dan
mengarah ke tindakan juvenile deliquency dalam segala hal, terutama dalam
pergaulan, bersosialisasi dengan masyarakat dan bahkan menjalin hubungan dengan
keluarga. Melihat kondisi tersebut, apabila didukung oleh lingkungan keluarga
yang kurang kondutif dan sikap komunikatif yang kurang baik akan menjadi pemicu
timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang
melanggar norma-norma di masyarakat, di sebut dengan kenakalan remaja.
Keluarga menurut seorang ahli yang bernama
Reisner(1980),adalah sebuah kelompok yang terdiri dari satu orang atau lebih
yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan. Semua orang pasti memiliki
keluarga,tapi setiap keluarga memiliki jalan hidup masing-masing,dan semua
orang menginginkan keluarga yang bahagia,sakinah,mawadah,warahmah. Tetapi di
dalam keluarga juga memiliki problem,karena di dalam keluarga memiliki sifat
manusia yang berbeda-beda yang dijadikan satu atap,jadi pasti pasti ada masalah
yang timbul.Contohnya seperti masalah perceraian antar orang tua yang biasanya
diseabkan oleh perbedaan pendapat,dari perceraian tersebut berdampak juga pada
anaknya,yaitu anaknya menjadi terlantar,kurangnya kasih sayang dari kedua orang
tuanya yang menjadikan anak tersebut melakukan perilaku yang menyimpang.
Di dalam masalah, juga memiliki jalan atau solusinya
antara lain :
1. berpikir panjang untuk mencari jalan keluar
2. perdekatkan dengan semua angguta keluarga
3.
jika ada masalah, bicarakan dengan kepala dingin
4.
Sesibuk apapun sempatkan dan luangkan
waktu untuk keluarga,agar terhindar dari masalah yang tidak kita inginkan.
Kehidupan rumahtangga tidak selamanya berjalan
mulus. Sesekali, pasti ada saja gelombang yang menerpa. Seberapa besar masalah
yang datang, semua tergantung bagaimana Anda dan suami menyikapinya. Komunikasi
yang kurang bagus sering menjadi pangkal utama masalah muncul antara pasangan
suami istri.
KDRT
terhadap istri merupakan segala bentuk
tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami
terhadap
istri yang berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan ekonomi,
termasu ancaman, perampasan kebebasan yang terjadi di dalam rumah tangga atau
keluarga. Selain itu, hubungan antara suami istri juga diwarnai dengan
penyiksaan secara verbal, tidak adanya emosional, ketidaksetiaan dan
menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan istri.
Mencegah
terjadi penganiayaan dan meminimalkan efeknya yang merugikan ada beberapa
solusi untuk mencegah KDRT yaitu antara lain :
1.
Membangun kesadaran bahwa persoalan KDRT adalah persoalan sosial bukan
individual dan merupakan pelanggarang hukum yang terkait dengan HAM.
2.
Sosialiasasi pada masyarakat tentang KDRT adalah tindakan yang tidak dapat
dibenarkan dan dapat diberikan sanksi hukum. Dengan cara mengubah pondasi KDRT di tingkat masyarakat pertama-tama dan
terutama membutuhkan.
3.
Adanya konsensus bahwa kekerasan adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
4.
Mengkampanyekan penentangan terhadap penayangan kekerasan di media yang
mengesankan kekerasan sebagai pembuatan biasa, menghibur dan patut menerima
penghargaan
5.
Peranan Media massa. Media cetak, televisi, bioskop, radio dan internet adalah
macrosystem yangs angat berpengaruh untuk dapat
mencegah dan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT)
6.
Mendampingi korban dalam menyelesaikan persoalan (konseling) serta kemungkinan
menempatkan dalam shelter (tempat penampungan) sehingga para korban akan lebih
terpantau dan terlindungi serta konselor dapat dengan cepat membantu pemulihan
secara psikis.
Peranan
perempuan dalam keluarga adalah tergantung dari fungsi perempuan dalam keluarga
itu sendiri. Perempuan bisa berfungsi sebagai anak, Ibu, menantu, mertua, adik,
kakak dan istri, seperti yang sudah disebutkan diatas tadi.
Perempuan
sebagai anak dalam keluarga, biasanya akan mulai mempelajari peranannya sebagai
calon ibu dan istri ketika ia melihat bagaimana ibunya menjalankan fungsinya
sebagai ibu dan istri.
Banyak
hal yang bisa dipelajari oleh anak perempuan ini, secara praktisnya mungkin
dengan ikut menjalankan kewajiban-kewajiban ibunya di dalam mengatur kebersihan
rumah, di dalam memasak, dan lain-lainnya. Bila ibunya adalah perempuan
bekerja, mungkin bisa mempelajari bagaimana cara mengatur waktu antara
pekerjaan dan keluarga.
Perempuan
sebagai ibu dalam keluarga, idealnya menjadikan dirinya teladan yang bisa
dicontoh anak perempuannya dalam segala hal yang dilakukannya di dalam urusan
rumah tangga.
Perempuan
sebagai menantu dalam keluarga, idealnya menjadikan keluarga suaminya sebagai
keluarga kedua, dan memperlakukan kedua keluarga dengan sama baiknya, karena
bila kita menikah, kita menikah tidak hanya dengan orang yang bersangkutan,
tetapi juga dengan keluarganya. Ibunya adalah ibu kita juga, ayahnya adalah
ayah kita juga.
Menjadi
seorang ibu adalah hal yang sangat membanggakan. Peran seorang ibu dalam rumah
tangga sangat penting. Bukan sekedar macak (dandan), masak (di dapur) dan manak
(melahirkan). Apalagi di era sekarang ini menjadi seorang ibu dituntut untuk
bisa mengusai berbagai macam hal / ilmu.
1.Kesehatan
Ketika
melahirkan seorang bayi, ibu dituntut untuk memahami seluk beluk kesehatan
bayi. Mengetahui berbagai macam jenis penyakit, cara mengantisipasi dan
mengobati (pertolongan pertama) demi menjaga kesehatan keluarganya.
2. Kebersihan
Dapat
menjaga kebersihan dilingkungan rumahnya. Bersih artinya terhindar dari segala
macam kotoran, termasuk diantaranya dari debu, sampah dan bau. Agar lingkungan
terhindar dari segala macam bibit penyakit.
3.
Ahli Gizi
Dapat
memilah dan memilih bahan makanan dan pengolahan makanan yang tepat. Agar bisa
memberikan asupan gizi yang baik dan seimbang bagi keluarganya. Hingga dapat
membentuk anak-anak yang sehat dan cerdas.
4.Keuangan
Keuangan rumah tangga bukan hanya monopoli para suami. Ibu dituntut untuk dapat mengatur arus keluar masuknya keuangan keluarga. Dapat menguasai manajemen keuangan keluarganya dengan baik. Bahkan dapat pula menghasilkan uang bagi keluarganya.
Keuangan rumah tangga bukan hanya monopoli para suami. Ibu dituntut untuk dapat mengatur arus keluar masuknya keuangan keluarga. Dapat menguasai manajemen keuangan keluarganya dengan baik. Bahkan dapat pula menghasilkan uang bagi keluarganya.
5.
Manajemen Waktu
Hal ini sangat penting dalam keluarga, ibu
dituntut untuk dapat memenej waktunya seefektif dan seefisien mungkin.
Memberikan contoh disiplin bagi seisi rumahnya.
6.
Guru
Menjadi
ibu juga harus berwawasan luas, sehingga dapat menjadi teman berdiskusi bagi
anak-anaknya dikala mereka sedang mengerjakan tugas sekolah (PR). Dapat pula
mengajarkan pendidikan agama kepada anak-anaknya.
7.
Psikologi
Ibu
harus bisa memahami dan mengontrol keinginan anak, emosi anak, tingkah laku
anak dan cara mengatasi dan menghadapi perilaku anaknya tersebut.
Masih
banyak hal / ilmu lainnya yang harus dan Wajib dikuasai dan dipelajari oleh
seorang ibu selain 7 hal diatas. Karena masa depan anak terbentuk dan berawal
dari lingkungan yang paling kecil yaitu lingkungan keluarga.
KESIMPULAN
Saat
ini, Indonesia sudah mengalami perubahan baik sosial maupun budaya dalam
masyarakat modern. Masalah yang muncul akibat perubahan sosial dan budaya ini
adalah kenakalan remaja. Masalah ini disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya yaitu keluarga. Keluarga memiliki peran penting terhadap kepribadian
anak apalagi di zaman modern seperti sekarang. Keluarga termasuk orang tua
harus memberikan pendidikan yang menanamkan norma-norma ke dalam diri anak.
Jika dengan perkembangan sosial dan budaya seperti sekanrang keluarga tidak
berperan aktif terhadap anak, maka anak tersebuat akan menjadi anak yang dapat
merusak lingkungan sekitar, dengan adanya kenakalan remaja. Sehingga, keluarga
harus bisa memberika pendidikan-pendidikan yang layang terhadap anak.
Di
dalam keluarga, mungkin sangat mengharapkan untuk selalu harmonis. Akan tetapi,
semua tidak mungkin terjadi. Di dalam keluarga pasti ada
permasalahan-permasalahan di dalam keluarga. Permasalahan itu timbul dengan
beberapa faktor. Oleh karena itu, di harapkan, jika keluarga memiliki permasalahan harus segera di selesaikan. Dan
didalam menyelesaikan masalah-masalah tersebuat akan ada solusi-solusi yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sama halnya dengan KDRT,
kekerasan itu merupakan masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor antara
suami dan istri. Ada banyak penyebab yang terjadi sehingga menyebabkan adanya
KDRT dan akibat-akibanya pun bermcama-macam. Dan biasanya, dampak tersebut akan
dirasakan oleh istri.
Dalam
keharmonisan dan masalah keluarga, bukan hanya laki-laki yang berperan dalam
membentuk keluarga. Akan tetapi, wanitapun memiliki peran yang besar terhadap
keluarga. Peran seorang wanita berada di dalam keluarga. Seperti, dalam
mengurusi nrumah tangga, mengurusi suami, mengurusi anaka-anak. Dalam rumah tangga, bukan hanya bertanggung
jawab untuk memasak atau berdandan. Akan tetapi, wanita juga berperan terhadap
pendidikan anak. Sebuah kepribadian anak tersebut tumbuh sesuai dengan
bagaimana wanita tersebut memberikan didikan yang diberikan kepada anak. Untuk
bisa memdidik anak, wanita juga wajib mengetahui dan mempelajari ilmu-ilmu
bagaimana cara menanamkan kepribadian anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekanto,
soerjono. 2004. Sosiologi keluarga. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Soekanto,
Soerjono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Soekanto,
soerjono. 2004. Sosiologi keluarga. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Sudarsono. 2004.
Kenakalan Remaja Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar