Minggu, 02 November 2014

PERAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI KENAKALAN REMAJA PADA MASYARAKAT MODERN, MUNCULNYA PERMASALAHAN KDRT TERHADAP ISTRI SERTA PERAN WANITA TERHADAP KELUARGA



PEMBAHASAN
Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang mengalami masa transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang bersifat industri. Ikatan keluarga dalam masyarakat tradisional adalah atas dasar faktor kasih sayang dan faktor ekonomis, yang berarti bahwa keluarga merupakan unit yang memproduksi sendiri kebutuhan primernya. Dengan dimulainya industrialisasi pada masyarakat tersebut maka peranan keluarga dalam masyarakat pun akan mengalami perubahan, termasuk pola pendidikan anak. Salah satu permasalahan sosial yang sering muncul akhir-akhir ini adalah kenakalan remaja. Di Indonesia kasus kenakalan remaja semakin meningkat mengingat dengan adanya pengaruh modernisasi dan westernisasi yang mulai merambah di negara ini. Kehidupan masyarakat Barat telah mempengaruhi gaya hidup remaja dalam masyarakat modern. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran yang penting dalam mengawasi anak-anaknya dalam bergaul dan menuntun dalam menjalani hidup.  Keluarga merupakan unit terkecil yang ada dalam masyarakat yang memiliki peranan sangat besar karena keluarga memiliki fungsi yang sangat penting yaitu terutama dalam fungsi sosialisasi. Fungsi sosialisasi tersebut bertjuan untuk mendidik individu-individu agar mematuhi kaidah dan nilai sosial yang ada dan berlaku di masyarakat.proses sosialisani kaidah dan nilai sosial tersebut pertama kali didapatkan dalam keluarga, sehingga apabila terdapat perilaku yang benar maupun perilaku yang menyimpang juga dipelajari dalam keluarga tersebut.
Keluarga merupakan unit terkecil yang ada dalam masyarakat yang memiliki peranan sangat besar karena keluarga memiliki fungsi yang sangat penting yaitu terutama dalam fungsi sosialisasi. Fungsi sosialisasi tersebut bertjuan untuk mendidik individu-individu agar mematuhi kaidah dan nilai sosial yang ada dan berlaku di masyarakat.proses sosialisani kaidah dan nilai sosial tersebut pertama kali didapatkan dalam keluarga, sehingga apabila terdapat perilaku yang benar maupun perilaku yang menyimpang juga dipelajari dalam keluarga tersebut. Keluarga memiliki peranan penting dalam hal pendidikan bagi anak yang akan menjadi pedoman di setiap proses belajarnya. Keluarga merupakan salah satu agen sosialisasi terkecil di masyarakat. Selain proses sosialisasi, didalam keluarga juga berlangsung suatu proses pembentukan kepribadian dan proses pengasuhan. Latar belakang pada keluarga itu sendiri akan mempengaruhi proses yang terjadi di dalamnya, misalnya: pendidikan orang tua dan tingkat ekonomi yang akan mempengaruhi pemahaman orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anaknya sehingga mereka akan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua yang sadar dengan pendidikan tersebut akan mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang baik dan benar di masyarakat kelak melalui penanaman disiplin, kebebasan dan penyerasian terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Dalam keluarga tersebut terjadi proses sosialisasi yang akan menjadi pedoman bagi anak untuk dapat bermasyarakat dengan baik. Apabila proses sosialisasi itu berlangsung dengan baik, maka seorang anak akan tumbuh dengan perilaku yang baik pula di masyarakat, sedangkan sebaliknya maka tidak jarang anak akan berperilaku buruk. Sosialisasai yang tidak sempurna tersebut juga menjadi salah satu faktor penyebab kenakalan remaja.
Peran komunikasi dalam keluarga sangatlah penting sebagai wahana untuk mentransfer nilai-nilai dan sebagai agen transformasi kebudayaan.komunikasi tersebut dapat terjadi secara vertikal dan horizontal. Kedua model interaksi ini berjalan secara bergantian, bisa dari orang tua ke anak atau anak ke orang tua, dari anak ke anak serta interaksi dengan lingkungan yang lebih luas. Komunikasi menyebabkan berbagai konsekuensi hubungan sosial masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan, sehingga terjadi interaksi di masyarakat.
Orang tua mengemban tugas dan tanggung jawab dalam proses pembentukan kepribadian anak. Proses pembentukan kepribadian anak dapat terjadi dengan menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan untuk bersukap komunikatif yang baik, kurangnya komunikasi, keintiman, keakraban, keterbukaan dan perhatian dalam keluarga akan mengganggu dalam proses pembentukan perilaku anak, terutama setelah anak mencapai usia remaja.
Hadirnya orang tua akan tetap dirasakan utuh oleh anak sehingga memungkinkan adanya kebersamaan serta dapat membantu membentuk kepribadian anak terutama membentuk sifat dan sikap yang baik dalam diri anak.
Ketika perhatian orang tua dan pola komunikasi terhadap anAak kurang baik, orang tua sibuk dengan pekerjaan, jarang bercengkrama dengan anak-anak di rumah tentu bagi anak akan merasa kesepian, menjadi pendiam, bingung, cemas, gelisah dan sulit dalam proses pembentukan perilaku anak. Akibatnya sikap perilaku anak lebih cenderung anarkis dan mengarah ke tindakan juvenile deliquency dalam segala hal, terutama dalam pergaulan, bersosialisasi dengan masyarakat dan bahkan menjalin hubungan dengan keluarga. Melihat kondisi tersebut, apabila didukung oleh lingkungan keluarga yang kurang kondutif dan sikap komunikatif yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar norma-norma di masyarakat, di sebut dengan kenakalan remaja.
Keluarga menurut seorang ahli yang bernama Reisner(1980),adalah sebuah kelompok yang terdiri dari satu orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan. Semua orang pasti memiliki keluarga,tapi setiap keluarga memiliki jalan hidup masing-masing,dan semua orang menginginkan keluarga yang bahagia,sakinah,mawadah,warahmah. Tetapi di dalam keluarga juga memiliki problem,karena di dalam keluarga memiliki sifat manusia yang berbeda-beda yang dijadikan satu atap,jadi pasti pasti ada masalah yang timbul.Contohnya seperti masalah perceraian antar orang tua yang biasanya diseabkan oleh perbedaan pendapat,dari perceraian tersebut berdampak juga pada anaknya,yaitu anaknya menjadi terlantar,kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya yang menjadikan anak tersebut melakukan perilaku yang menyimpang.
Di dalam masalah, juga memiliki jalan atau solusinya antara lain :
1. berpikir panjang untuk mencari jalan keluar
2.  perdekatkan dengan semua angguta keluarga
3. jika ada masalah, bicarakan dengan kepala dingin
4. Sesibuk apapun sempatkan dan luangkan waktu untuk keluarga,agar terhindar dari masalah yang tidak kita inginkan.
Kehidupan rumahtangga tidak selamanya berjalan mulus. Sesekali, pasti ada saja gelombang yang menerpa. Seberapa besar masalah yang datang, semua tergantung bagaimana Anda dan suami menyikapinya. Komunikasi yang kurang bagus sering menjadi pangkal utama masalah muncul antara pasangan suami istri.
KDRT terhadap istri merupakan  segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami
terhadap istri yang berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan ekonomi, termasu ancaman, perampasan kebebasan yang terjadi di dalam rumah tangga atau keluarga. Selain itu, hubungan antara suami istri juga diwarnai dengan penyiksaan secara verbal, tidak adanya emosional, ketidaksetiaan dan menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan istri.
Mencegah terjadi penganiayaan dan meminimalkan efeknya yang merugikan ada beberapa solusi untuk mencegah KDRT yaitu antara lain :
1. Membangun kesadaran bahwa persoalan KDRT adalah persoalan sosial bukan individual dan merupakan pelanggarang hukum yang terkait dengan HAM.
2. Sosialiasasi pada masyarakat tentang KDRT adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan dapat diberikan sanksi hukum. Dengan cara mengubah pondasi  KDRT di tingkat masyarakat pertama-tama dan terutama membutuhkan.
3. Adanya konsensus bahwa kekerasan adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
4. Mengkampanyekan penentangan terhadap penayangan kekerasan di media yang mengesankan kekerasan sebagai pembuatan biasa, menghibur dan patut menerima penghargaan
5. Peranan Media massa. Media cetak, televisi, bioskop, radio dan internet adalah macrosystem yangs angat berpengaruh untuk dapat  mencegah dan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT)
6. Mendampingi korban dalam menyelesaikan persoalan (konseling) serta kemungkinan menempatkan dalam shelter (tempat penampungan) sehingga para korban akan lebih terpantau dan terlindungi serta konselor dapat dengan cepat membantu pemulihan secara psikis.
Peranan perempuan dalam keluarga adalah tergantung dari fungsi perempuan dalam keluarga itu sendiri. Perempuan bisa berfungsi sebagai anak, Ibu, menantu, mertua, adik, kakak dan istri, seperti yang sudah disebutkan diatas tadi.
Perempuan sebagai anak dalam keluarga, biasanya akan mulai mempelajari peranannya sebagai calon ibu dan istri ketika ia melihat bagaimana ibunya menjalankan fungsinya sebagai ibu dan istri.
Banyak hal yang bisa dipelajari oleh anak perempuan ini, secara praktisnya mungkin dengan ikut menjalankan kewajiban-kewajiban ibunya di dalam mengatur kebersihan rumah, di dalam memasak, dan lain-lainnya. Bila ibunya adalah perempuan bekerja, mungkin bisa mempelajari bagaimana cara mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Perempuan sebagai ibu dalam keluarga, idealnya menjadikan dirinya teladan yang bisa dicontoh anak perempuannya dalam segala hal yang dilakukannya di dalam urusan rumah tangga.
Perempuan sebagai menantu dalam keluarga, idealnya menjadikan keluarga suaminya sebagai keluarga kedua, dan memperlakukan kedua keluarga dengan sama baiknya, karena bila kita menikah, kita menikah tidak hanya dengan orang yang bersangkutan, tetapi juga dengan keluarganya. Ibunya adalah ibu kita juga, ayahnya adalah ayah kita juga.
Menjadi seorang ibu adalah hal yang sangat membanggakan. Peran seorang ibu dalam rumah tangga sangat penting. Bukan sekedar macak (dandan), masak (di dapur) dan manak (melahirkan). Apalagi di era sekarang ini menjadi seorang ibu dituntut untuk bisa mengusai berbagai macam hal / ilmu.
1.Kesehatan
Ketika melahirkan seorang bayi, ibu dituntut untuk memahami seluk beluk kesehatan bayi. Mengetahui berbagai macam jenis penyakit, cara mengantisipasi dan mengobati (pertolongan pertama) demi menjaga kesehatan keluarganya.
 2. Kebersihan
Dapat menjaga kebersihan dilingkungan rumahnya. Bersih artinya terhindar dari segala macam kotoran, termasuk diantaranya dari debu, sampah dan bau. Agar lingkungan terhindar dari segala macam bibit penyakit.
3. Ahli Gizi
Dapat memilah dan memilih bahan makanan dan pengolahan makanan yang tepat. Agar bisa memberikan asupan gizi yang baik dan seimbang bagi keluarganya. Hingga dapat membentuk anak-anak yang sehat dan cerdas.
4.Keuangan
Keuangan rumah tangga bukan hanya monopoli para suami. Ibu dituntut untuk dapat mengatur arus keluar masuknya keuangan keluarga. Dapat menguasai manajemen keuangan keluarganya dengan baik. Bahkan dapat pula menghasilkan uang bagi keluarganya.
5. Manajemen Waktu
 Hal ini sangat penting dalam keluarga, ibu dituntut untuk dapat memenej waktunya seefektif dan seefisien mungkin. Memberikan contoh disiplin bagi seisi rumahnya.
6. Guru
Menjadi ibu juga harus berwawasan luas, sehingga dapat menjadi teman berdiskusi bagi anak-anaknya dikala mereka sedang mengerjakan tugas sekolah (PR). Dapat pula mengajarkan pendidikan agama kepada anak-anaknya.
7. Psikologi
Ibu harus bisa memahami dan mengontrol keinginan anak, emosi anak, tingkah laku anak dan cara mengatasi dan menghadapi perilaku anaknya tersebut.
Masih banyak hal / ilmu lainnya yang harus dan Wajib dikuasai dan dipelajari oleh seorang ibu selain 7 hal diatas. Karena masa depan anak terbentuk dan berawal dari lingkungan yang paling kecil yaitu lingkungan keluarga.

KESIMPULAN
Saat ini, Indonesia sudah mengalami perubahan baik sosial maupun budaya dalam masyarakat modern. Masalah yang muncul akibat perubahan sosial dan budaya ini adalah kenakalan remaja. Masalah ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu keluarga. Keluarga memiliki peran penting terhadap kepribadian anak apalagi di zaman modern seperti sekarang. Keluarga termasuk orang tua harus memberikan pendidikan yang menanamkan norma-norma ke dalam diri anak. Jika dengan perkembangan sosial dan budaya seperti sekanrang keluarga tidak berperan aktif terhadap anak, maka anak tersebuat akan menjadi anak yang dapat merusak lingkungan sekitar, dengan adanya kenakalan remaja. Sehingga, keluarga harus bisa memberika pendidikan-pendidikan yang layang terhadap anak.
Di dalam keluarga, mungkin sangat mengharapkan untuk selalu harmonis. Akan tetapi, semua tidak mungkin terjadi. Di dalam keluarga pasti ada permasalahan-permasalahan di dalam keluarga. Permasalahan itu timbul dengan beberapa faktor. Oleh karena itu, di harapkan, jika keluarga memiliki  permasalahan harus segera di selesaikan. Dan didalam menyelesaikan masalah-masalah tersebuat akan ada solusi-solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sama halnya dengan KDRT, kekerasan itu merupakan masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor antara suami dan istri. Ada banyak penyebab yang terjadi sehingga menyebabkan adanya KDRT dan akibat-akibanya pun bermcama-macam. Dan biasanya, dampak tersebut akan dirasakan oleh istri.
Dalam keharmonisan dan masalah keluarga, bukan hanya laki-laki yang berperan dalam membentuk keluarga. Akan tetapi, wanitapun memiliki peran yang besar terhadap keluarga. Peran seorang wanita berada di dalam keluarga. Seperti, dalam mengurusi nrumah tangga, mengurusi suami, mengurusi anaka-anak.  Dalam rumah tangga, bukan hanya bertanggung jawab untuk memasak atau berdandan. Akan tetapi, wanita juga berperan terhadap pendidikan anak. Sebuah kepribadian anak tersebut tumbuh sesuai dengan bagaimana wanita tersebut memberikan didikan yang diberikan kepada anak. Untuk bisa memdidik anak, wanita juga wajib mengetahui dan mempelajari ilmu-ilmu bagaimana cara menanamkan kepribadian anak.



DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, soerjono. 2004. Sosiologi keluarga. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Soekanto, soerjono. 2004. Sosiologi keluarga. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar